PEDOMAN HIDUP

Category: What Must We Do Now? Published: Friday, 14 September 2012

Jika anda sering dan senang membaca Al-Qur’an dan mengkajinya, maka anda akan pernah menemukan ayat ini,

 

وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُواْ بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِ

 

وَادْعُواْ شُهَدَاءكُم مِّن دُونِ اللّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ(۲۳) فَإِن لَّمْ

 

تَفْعَلُواْ وَلَن تَفْعَلُواْ فَاتَّقُواْ النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ

 

لِلْكَافِرِينَ(۲٤)

" Dan kalau sekalian manusia ragu, terhadap apa yang kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad), maka buatlah suatu surat yang emisal dengannya dan ajaklah penolong2 mu selain Allah, jika kamu termasuk org2 yang benar(23) Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan(pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi org2 yang kafir(24)"

(Al-baqoroh: 23-24)

Marilah kita kaji sejenak Ayat-ayat ini. Ayat-ayat ini adalah tantangan Allah atas manusia yang hidup pada zaman itu, dan kepada manusia hingga hari kiamat. Tantangan untuk membuat petunjuk2 yang semisal dengan Al-Qur'an. Padanya terdapat tantangan yang telah Allah jelaskan hasil atau efek jika melaksanakan tantangan tersebut, yakni akan kalahlah siapa-siapa yang menantang Allah.

Namun di ayat selanjutnya, Allah memberikan solusi untuk manusia yang disertai ancaman yang nyata dalam kehidupan ini. Jika kita renungkan sejenak, maka kita akan dapat berfikir bahwa Allah sang pencipta seluruh alam raya ini tidak memberikan pilihan atau opsi untuk memilih atau membuat suatu petunjuk atau pedoman selain daripada apa-apa yang telah Allah turunkan. Dan dari ayat-ayat tersebut pun dapat kita simpulkan bahwa sesungguhnya sang pembuat pedoman yang sebenarnya hanyalah yang maha kuasa dan maha mengetahui tentang seluruh alam raya ini dan apa-apa yang tersembunyi di dalamnya. Pedoman siapakah yang lebih baik daripada pedoman sang Khalik yang menciptakan seluruh alam raya ini? Yang mengadakan seluruh alam ini dari ketiadaannya? Apakah kita masih berfikir bahwa manusia atau makhluk apapun yang Allah ciptakan dapat membuat pedoman yang lebih baik dari pedoman Allah?

Sungguh dalam Al-Qur'an Allah telah menjelaskan bahwa manusia itu tidak dilahirkan dalam keadaan mengetahui suatu apapun.

 

وَاللّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُونَ شَيْئاً وَجَعَلَ لَكُمُ الْسَّمْعَ

 

وَالأَبْصَارَ وَالأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ(۷۸)

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu tanpa megetahui suatu apapun! Dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur"

(An-Nahl: 78)

Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa manusia tidak mengetahui suatu apapun dari dunia ini ketika dilahirkan, bahkan Albert Einstein sekalipun, yang oleh kalangan barat dianggap manusia jenius yang dianggap sulit dicari tandingannya, ketika lahirpun tidak megetahui satu apapun, tidak serta merta dapat mengemukakan teori relativitasnya, begitu pulalah manusia-manusia lain yang dianggap jenius.

Sungguh kebenaran yang muncul dari perkataan manusia dan dari buah pikir manusia, ialah kebenaran Experimental, yang masih harus dikaji dan masih bisa dibantah, yang tidak Absolut dan tidak bisa serta merta dijadikan acuan apalagi pedoman. Itulah mengapa dalam hidup ini, pendapat manusia tidak dapat dijadikan pedoman hidup bagi hal-hal yang fundamental dan prinsip. Jikalau pendapat manusia akan kita gunakan, maka gunakanlah untuk hal-hal yang tidak prinsip atau fundamental yang berkaitan dengan cara hidup maupun pandangan hidup.

Gunakanlah ia sebagai sarana hidup atau alat hidup. Disinilah buah pikir manusia diberi kelegaan berekspresi oleh Allah, dan inipun telah dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad saw, beliau menggunakan banyak teori-teori bangsa-bangsa lain dalam memprasaranai hidup umat Islam dibawah kepemimpinan beliau, seperti beliau menggunakan teori bangsa parsi dalam kearsipan dan administrasi masyarakat. Namun beliau sama sekali tidak mengadopsi cara2 bangsa manapun untuk menjalankan pemerintahan umat Islam yang berkaitan dengan prinsip hidup, seperti hukum. Beliau menjadikan wahyu dari Allah sebagai satu2nya sumber hukum dan peraturan dalam hidup dan bermasyarakat. Sehingga segala sesuatunya telah teratur dan sesuai dengan konsep keimanan dan perintah Allah. Seperti juga yang Allah jelaskan dalam firmanNya

 

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللّهِ حُكْماً لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ(ەە)

“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?”

(Al-Ma’idah: 55)

Maka masihkah kita umat Islam sepeninggal beliau saw menggunakan hukum dan prinsip yang datangnya dari selain Allah, bahkan yang datangnya dari kaum atau bangsa yang jelas-jelas telah membenci Islam hingga mendarah daging? WAllahu A'lam Bisshawwab.....

Shop