Tauhid Dalam Mencari Rizki, Belajar Dari Bapaknya Para Nabi

Category: What Must We Do Now? Published: Tuesday, 18 September 2012 Written by Muhaimin Iqbal (geraidinar.com)

Tauhid Dalam Mencari Rizki, Belajar Dari Bapaknya Para Nabi...

 

Hari kemarin adalah hari yang luar biasa bagi kami di Pesantren Wirausaha Daarul Muttaqiin, hari dimana kami kembali memanen padi yang kami tanam sendiri – setelah empat puluh tahun saya sendiri tidak melakukannya, karena sebelum ini panen padi terakhir yang saya ingat adalah panen padi semasa kecil di tahun 1970-an. Namun bukan panen padi-nya sendiri yang menjadikan ini luar biasa, tetapi pelajaran yang bisa kami peroleh dari padi-padi yang kami tuai tersebut.

 

Dua minggu sebelumnya, petak-petak sawah tetangga kami juga dipanen. Tentu petaninya lebih berpengalaman dari kami sendiri karena seumur-umur memang ini pekerjaan mereka. Ketika sama-sama belum dipanen, hamparan padi merekapun nampak lebih hijau karena memang dipupuk dengan sangat memadai.Namun rupanya Allah berkehendak lain, ketika padi dipanen oleh tetangga kami tersebut – sangat sedikit yang ada isinya. Panenannya gagal tahun ini tanpa bisa dijelaskan – apa yang menyebabkan padinya tidak berisi.

 

Padi kami sendiri alhamdulillah, meskipun dipupuk seadanya dengan pupuk organik – hasilnya menunjukkan panenan yang baik karena mayoritas padinya berisi. Apakah ini karena kami lebih mengetahui tentang ilmu perpadian dari tetangga-tetangga kami ? tentu tidak – karena kami baru belajar kembali tentang ilmu perpadian ini. Yang jelas tidak ada kekuatan lain dalam hal ini selain kekuatanNya, siapa yang bisa memberi isi kedalam bulir-bulir padi tersebut bila Dia tidak menghendakiNya ?.

 

Siapa yang memberi bulir padi, bila Dia tidak menghendakinya ?

Siapa yang memberi bulir padi, bila Dia tidak menghendakinya ?

 

 

Disinilah letak pelajaran itu; ketika melihat bulir padi yang berisi dan bulir padi yang tidak berisi, kita begitu mudah memahami bahwa hanya Allah-lah yang bisa membuatnya demikian. Bisa saja padi ditanam di hamparan sawah yang sama, menggunakan bibit padi yang sama, di airi dari sumber air yang sama – tetapi yang satu tidak diberi isi sedangkan yang lain diberi isi – siapa yang kuasa melakukan ini ?, hanya Dia-lah yang kuasa melakukannya.

 

Read more: Tauhid Dalam Mencari Rizki, Belajar Dari Bapaknya Para Nabi

Rezeki Bagi Negeri Di Atas Api…

Category: What Must We Do Now? Published: Tuesday, 18 September 2012 Written by Muhaimin Iqbal (geraidinar.com)

Tengah malam tadi malam saya dibangunkan oleh tetangga karena ada kebakaran besar yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari komplek perumahan kami. Alhamdulillah per pagi ini api sudah terkendali, setelah hilir mudik mobil kebakaran menguras air kolam renang komplek kami untuk memadamkannya. Semuanya tidak ada yang kebetulan, Allah menciptakan api tetapi juga menyediakan sarananya untuk memadamkan api tersebut – yaitu air. Maka demikianlah Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, setiap ada masalah – Dia berikan pula solusinya.

 

Dalam dunia risk management ada istilah ring of fire – atau cincin api, yaitu daerah yang paling sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi. Ada dua lingkaran cincin api yang keduanya melewati Indonesia, yaitu yang pertama cincin api Pacific yang membentang mulai dari Indonesia, Filipina, Jepang terus ke arah utara Russia, kemudian menyebrang ke arah timur ke Alaska, pesisir barat Amerika Serikat, Amerika Tengah sampai ke pesisir barat Amerika Selatan. Yang kedua adalah cincin api Mediterania yang memanjang mulai dari Indonesia terus ke arah barat ke Pegunungan Himalaya, Mediterania dan Atlantik.

 

Selama ini dunia cenderung memandang dari sudut negatifnya dari keberadaan ring of firetersebut, tidak berlebihan memang karena 90 % gempa bumi dunia berasal dari daerah ring of fire, dan 81% yang terbesar di antara gempa bumi-gempa bumi tersebut juga berada di daerah cincin api ini.

Read more: Rezeki Bagi Negeri Di Atas Api…

Hidup Di Era Menjelang Hadirnya Puncak Fitnah

Category: What Must We Do Now? Published: Friday, 14 September 2012 Written by Ihsan Tandjung

Hidup di dunia merupakan sebuah perjalanan panjang menghadapi ujian dari waktu ke waktu. Setiap orang yang mengaku beriman pasti diuji Allah dalam hidupnya. Jika seseorang tidak mau diuji caranya mudah. Tinggalkan saja pengakuan diri sebagai seorang beriman. Selesai, dia tidak bakal diuji lagi oleh Allah. Sehingga syaithan-pun tertawa, dan itu berarti pekerjaan syaithan sudah selesai terhadap orang itu karena ia lebih memilihkekafiransebagai jalan hidup daripadakeimanan. Namun bagi seorang yang mengaku beriman, maka mustahil ia dapat menghindari ujian dalam hidupnya. Sebab Allah memang sengaja menghadapkannya kepada ujian hidup agar tersingkap siapa sesungguhnya dirinya. Apakah ia seorang yangjujurdalam pengakuan keimanannya? Ataukah ia sekedarlip servicealiasdustayakni manis di mulut namun faktanya berperilaku, bersikap, berfikir layaknya seorang yang tidak beriman.

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا

آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ

فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا

وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS Al-Ankabut 2-3)

Read more: Hidup Di Era Menjelang Hadirnya Puncak Fitnah

Apa Yang Dilakukan Penghuni Surga Ketika Mereka Masih Di Dunia ?

Category: What Must We Do Now? Published: Tuesday, 18 September 2012 Written by Muhaimin Iqbal (geraidinar.com)

Apa Yang Dilakukan Penghuni Surga Ketika Mereka Masih Di Dunia ?

 

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta. Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan ?. Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rizkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan.” (QS 51 : 15 – 23)

 

Surga adalah cita-cita setiap muslim dan kita semua tentu sangat menginginkannya untuk bisa sampai kesana kelak. Surga adalah rakhmat dariNya semata, namun rakhmat ini juga harus diraih dengan perbuatan baik ketika kita masih hidup di dunia. Tantangannya adalah bagaimana kita men-design aktifitas hidup kita sehingga semoga  di akhirat nanti atas rakhmatNya kita bisa sampai surga ini.Nah rangkaian ayat-ayat diatas adalah salah satu resep perbuatan baik yang akan dapat membawa pelakunya menuju surga.

 

Read more: Apa Yang Dilakukan Penghuni Surga Ketika Mereka Masih Di Dunia ?

Average High : Bangunnya Orang-Orang Yang Berselimut...

Category: What Must We Do Now? Published: Tuesday, 18 September 2012 Written by Muhaimin Iqbal (geraidinar.com)

Di dalam Al-Qur’an ada dua namasurat yang artinya kurang lebih sama yaitu ‘orang yang berselimut’,pertama suratAl- Muzzammil dan yang kedua surat Al-Muddatstsir. Yang pertama menyuruh yang diseru bangun dari selimut untuk menegakkan sholat malam, dan yang kedua menyuruh bangun dari selimut untuk kemudian memberi peringatan.Saya terinspirasi oleh dua surat inikarena merasa begitu beratnya untuk bangun di malam yang dingin, bangun dari hangatnya selimut dan nikmatnya tidur lelap. Tetapi rupanya justru disini-lah letak pembelajarannya bagi orang-orang yang ingin membuat perubahan besar dalam hidupnya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk masyarakatnya.

Read more: Average High : Bangunnya Orang-Orang Yang Berselimut...

Shop