Selaraskan Ucapan Dalam Sholat Dengan Kehidupan Nyata

Category: What Must We Do Now? Published: Thursday, 17 January 2013 Written by M. Ihsan Tandjung

Di dalam sholat seorang muslim pasti membaca surah Al-Fatihah. Bahkan dia wajib mengucapkannya. Sebab tidak sah sholat seseorang jika tidak membacanya. Nabi Muhammad shollallahu 'alahi wa sallam bersabda:

لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِأُمِّ الْقُرْآنِ

Ubadah bin ash-Shamit mengabarkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Ummul Qur'an (surah Al-Fatihah)." (HR Muslim – Shahih)

 

Perlu diketahui bahwa di dalam surah yang mulia ini ada satu permohonan doa kepada Allah subhaanahu wa ta'aala yang diucapkan seorang muslim. Itulah permohonan yang berbunyi:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus,” (QS Al-Fatihah 6)

 

Read more: Selaraskan Ucapan Dalam Sholat Dengan Kehidupan Nyata

Doa Yang Sangat Kita Perlukan

Category: What Must We Do Now? Published: Monday, 22 October 2012 Written by Ihsan Tandjung

Ada sebuah doa yang biasa dibaca oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Isi doa ini jika kita renungkan dalam-dalam ternyata sangat mencakup berbagai permintaan yang sangat kita perlukan. Sebab semuanya sering mewarnai kehidupan sehari-hari manusia. Coba perhatikan:

رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي كُلِّهِ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطَايَايَ وَعَمْدِي وَجَهْلِي وَهَزْلِي وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau biasa berdo'a dengan do'a sebagai berikut; "Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kebodohanku, dan perbuatanku yang berlebihan dalam urusanku, serta ampunilah kesalahanku yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kemalasanku, kesengajaanku, kebodohanku, gelak tawaku yang semua itu ada pada diriku. Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang telah berlalu, dosa yang mendatang, dosa yang aku samarkan dan dosa yang aku perbuat dengan terang-terangan, Engkaulah yang mengajukan dan Engkaulah yang mengakhirkan, serta Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR Bukhari – Shahih)

Tema sentral di dalam doa ini adalah seorang hamba Allah subhaanahu wa ta'aala memohon ampunan-Nya. Setidaknya ada tigabelas poin yang diajukan hamba tersebut kepada Rabb-nya. Semuanya ia harapkan diampuni oleh Allah subhaanahu wa ta'aala:

Read more: Doa Yang Sangat Kita Perlukan

Khutbah Ied Ihsan Tandjung 1432 H

Category: What Must We Do Now? Published: Sunday, 16 September 2012 Written by Ihsan Tandjung

 MEMELIHARA IMAN DAN

TAUHID DI AKHIR ZAMAN

 

Muhammad Ihsan Tandjung

Masjid Al-Muhajirin - Pondok Mekarsari Permai - Cimanggis-Depok

01 Syawwal 1432 H / Agustus 2011

 

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

الله أكبر كبيرا و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة و أصيلا

لآإله إلا الله و لا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون

لآإله إلا الله وحده صدق وعده و نصر عبده و أعز جنده و هزم الأحزاب وحده

لآإله إلا اللهالله أكبرالله أكبر و لله الحمد

الحمد لله الذي ألف بين قلوبنا فأصبحنا بنعمته إخوانا

الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى و دين الحق ليظهره على الدين كله

ولو كره المشركون

أشهد أن لآإله إلا الله و أشهد أن محمدا رسول الله

اللهم صلي على محمد و على آله و أصحابه و أنصاره و جنوده

و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

فقال الله تعالى في كتابه الكريم:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ

وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿١٨﴾

 

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Read more: Khutbah Ied Ihsan Tandjung 1432 H

Banyak Mengingat Allah Subhaanahu Wa Ta'aala

Category: What Must We Do Now? Published: Monday, 08 October 2012 Written by Ihsan Tandjung

Salah satu perkara penting yang sangat dianjurkan oleh Islam ialah dzikrullah (mengingat Allah). Dan Allah menyuruh orang beriman agar mengingat Allah dalam jumlah yang banyak atau non-stop terus-menerus.

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS Al-Ahzab 41)

Bagi orang yang dapat menikmati manis atau lezatnya iman, maka mengingat Allah subhaanahu wa ta'aala terus-menerus bukanlah hal yang sulit. Ia bahkan tidak memandangnya sebagai sebuah beban atau kewajiban. Malah ia memandang kegiatan mengingat Allah subhaanahu wa ta'aala justeru sebagai suatu kebutuhan karena cintanya kepada Allah subhaanahu wa ta'aala yang amat-sangat. Bila orang mencintai sesuatu atau seseorang demikian dalamnya, maka secara otomatis ingatannya akan selalu tertuju kepada fihak yang dicintainya itu. Akan sulit baginya untuk mengalihkan perhatian dan ingatannya dari sang kekasih yang ia cintai tersebut.

Read more: Banyak Mengingat Allah Subhaanahu Wa Ta'aala

Persiapan Menyambut Al-Mahdi [Bag. 2 dari 2]

Category: What Must We Do Now? Published: Thursday, 13 September 2012 Written by Ihsan Tandjung

Saudaraku, bila Al-Mahdi telah datang diutus Allah ke muka bumi, maka kita semua umat Islam wajib bergabung dengan barisannya. Begitulah arahan dan perintah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Al-Mahdi merupakan Panglima ummat Islamdi Akhir Zaman.... Dan bila ini telah menjadi jelas kitapun terikat dengan pesan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sebagai berikut:

“Ketika kalian melihatnya (kehadiran Al-Mahdi),  maka berbai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah  Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Abu Dawud 4074)

Setelah kita membahas bagian pertama hadits di atas yaitu : “Ketika kalian melihatnya (kehadiran Al-Mahdi)...”, maka selanjutnya marilah kita perhatikan bagian berikutnya dimana Nabi bersabda: ”...maka berbai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju...” Bagian ini mengandung makna bahwa Al-Mahdi merupakan pemimpin umat Islam yang mereka mesti berikan bai’at kepemimpinan kepadanya. Artinya, bila kehadirannya sudah jelas, maka tidak perlu lagi ada perdebatan soal layak tidaknya ia menjadi pemimpin ummat, sebab legalitasnya telah direkomendasi langsung oleh Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Dan bila rekomendasi itu telah datang dari Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam berarti ia telah diridhai Allah tentunya.

“…dan tiadalah yang diucapkannya (oleh Rasulullah) itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS An-Najm ayat 3-4)

Read more: Persiapan Menyambut Al-Mahdi [Bag. 2 dari 2]